Air Minum Layak Konsumsi Yang Perlu Diketahui
Air minum yang tidak sehat bisa menjadi sumber
penyakit. Tidak sedikit penduduk yang
meninggal karena diare, akibat mengonsumsi air
minum yang tidak sehat ini. Kondisi ini biasa menimpa penduduk di negara
berkembang seperti Indonesia.
Jenis
air minum yang dikonsumsi setiap hari
dapat turut menentukan kesehatan. Anda perlu mengenal syarat dan jenis air minum yang ada, berikut risiko
gangguan kesehatan yang mungkin menyertai.
Syarat-syarat
Air Minum
Air minum yang sehat dan layak dikonsumsi
adalah air yang memiliki karakteristik fisik, kandungan mikroba, dan bahan
kimianya sesuai dengan ketentuan World Health Organization (WHO) atau standar
nasional kualitas air minum. Di
Indonesia, syarat umum air minum
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.907/MENKES/SK/VII/2002, yaitu
:
1. Persyaratan Fisik
Persyaratan
fisik yang harus dipenuhi pada air minum
yaitu harus jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Sementara
suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas. Selain itu, air minum tidak menimbulkan endapan. Jika air yang kita konsumsi
menyimpang dari hal ini, maka sangat mungkin air telah tercemar.
Dari
aspek kimiawi, bahan air minum tidak
boleh mengandung partikel terlarut dalam jumlah tinggi serta logam berat
(misalnya Hg, Ni, Pb, Zn,dan Ag) ataupun zat beracun seperti senyawa
hidrokarbon dan detergen. Ion logam berat dapat mendenaturasi protein,
disamping itu logam berat dapat bereaksi dengan gugus fungsi lainnya dalam
biomolekul. Karena sebagian akan tertimbun di berbagai organ terutama saluran
cerna, hati dan ginjal, maka organ-organ inilah yang terutama dirusak
3. Persyaratan Mikrobiologis
Bakteri
patogen yang tercantum dalam Kepmenkes yaitu Escherichia Colli, Clostridium
Perfringens, Salmonella. Bakteri patogen tersebut dapat membentuk toksin
(racun) setelah periode laten yang singkat yaitu beberapa jam. Keberadaan
bakteri Coliform (E-Coli tergolong jenis bakteri ini) yang banyak ditemui di
kotoran manusia dan hewan menunjukkan kualitas sanitasi yang rendah dalam
proses pengadaan air. Makin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, makin
tinggi pula risiko kehadiran bakteri patogen, seperti bakteri Shigella
(penyebab muntaber), S. Typhii (penyebab Typhus), Kolera, dan Disentri.
Jenis-jenis
Air Minum.
Secara
umum, air minum di Indonesia dibagi
berdasarkan sumber, cara pengolahan dan penyediaannya :
1. Air dari perusahaan air minum.
Air
yang didistribusikan melalui pipa atau tangki untuk keperluan rumah tangga ini
umumnya digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Misalnya: mandi,
mencuci, dan memasak. Saat digunakan untuk minum, umumnya air direbus sebelum
dikonsumsi.
2. Air tanah
Air
tanah biasanya didapatkan melalui sumur atau pompa. Kualitas air tanah
ditentukan dari lingkungan sekitar. Jadi air tanah yang baik harus diperhatikan
jaraknya dari kakus, pertanian yang menggunakan pestisida dan pupuk, serta
tangki bahan bakar. Selain itu, mengingat air tanah merupakan serapan dari dari
air hujan, mungkin saja terkontaminasi bakteri atau zat lain yang dapat
menyebabkan penyakit.
3. Air minum kemasan
Air minum jenis ini biasa disediakan dalam
gelas atau botol plastik tertutup, atau kotak kardus khusus. Produsen
disarankan untuk mencantumkan bahan-bahan yang terkandung di dalamnya. Konsumen
disarankan untuk selalu membaca label pada kemasan untuk memastikan sudah
sesuai standar kesehatan. Selain itu, proses penyimpanan dan penjualan hingga
ke tangan konsumen juga berpengaruh. Sebab, ada pedagang yang membiarkan air
minum dalam gelas atau botol plastik terpapar sinar matahari dalam waktu lama.
Hal ini dapat membuat jumlah bakteri di dalamnya melebihi ambang batas.
Jika anda ingin mengonsumsi air minum dalam kemasan, sebaiknya cari yang dijual di dalam toko yang bersih dan tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung. Pastikan tutup kemasan masih utuh, botolnya masih bagus dan kejernihan warna air masih terjaga. Pastikan produk yang akan dikonsumsi telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).
Air
dari perusahaan penyedia air minum
dan air tanah umumnya direbus terlebih dulu. Kedua jenis air minum di atas umumnya dikonsumsi dengan cara direbus terlebih
dahulu. Namun merebus air PAM dan air tanah tidak membuat kondisi air ini serta
merta aman untuk dikonsumsi. Hal ini tergantung kepada jenis bahan yang
mencemari. Merebus air memang dapat membunuh bakteri di dalamnya, tetapi
merebus air yang terkontaminasi bahan-bahan seperti timbal, pestisida, atau
nitrat justru akan mempertinggi kadar zat tersebut. Untuk itu diperlukan system penyediaan air minum dengan
menggunakan cara penyaringan air minum.
Untuk
air dengan kondisi yang di bawah standart kesehatan di atas atau yang ingin
meningkatkan kualitas air menjadi lebih baik agar bisa dikonsumsi, sangat
dianjurkan memiliki sarana atau insfrastruktur pengolahan air atau alat penyaring air. Hal ini wajib
dilakukan demi menjaga kesehatan dan kelangsungan hidup kita dan juga generasi
setelah kita. Mengingat bahwa tidak semua kondisi air yang buruk itu terlihat
mata, maka lebih baik kita mengantisipasi dengan menggunakan sarana pengolahan
atau penyaringan air minum yang sudah
ada dan terbukti keunggulanya.
Risiko
Gangguan Kesehatan.
Efek
mengonsumsi air yang tercemar pada kesehatan manusia tergantung kepada jenis
bahan yang mengontaminasi, misalnya:
Nitrat
dari pupuk yang mencemari air minum
dapat membahayakan nyawa, terutama bagi bayi bila mengonsumsinya. Di dalam
usus, nitrat diubah menjadi zat yang dapat menghambat peredaran oksigen dalam
darah.
Air minum yang tercemar timbal. Biasanya dari
area pertambangan atau industri, dapat menyebabkan gangguan perkembangan mental
dan fisik. Sementara orang dewasa yang mengonsumsi air yang tercemar timbal
dalam jangka panjang berisiko mengalami tekanan darah tinggi dan gangguan
ginjal.
Patogen
bernama kriptosporidium dari tinja hewan atau manusia yang mencemari air minum dapat menyebabkan gangguan
pencernaan yang membahayakan nyawa.
Limbah
industri yang tidak dibuang sesuai prosedur dapat mengandung bahan mineral
berbahaya, seperti merkuri, yang kemudian mencemari air tanah.
Sebagian
orang lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan saat mengonsumsi air minum yang tercemar secara
terus-menerus. Misalnya orang yang menderita HIV/AIDS, orang yang sedang
menjalani kemoterapi, bayi dan anak-anak, wanita hamil, dan orang yang
menjalani transplantasi organ.
Air bersih, air
minum yang sehat harus menjadi perhatian karena dengan mengonsumsinya
secara teratur, dapat menjadi kunci memperoleh tubuh yang sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar